Selasa, 03 April 2012

MANA JANJIMU ?



Punya mata tetapi tak melihat, punya telinga tetapi tak mendengar. Orang Jawa mengatakan, micek lan mbudhek, sengaja tak mau melihat dan sengaja tak mau mendengar. Itulah karakter pemerintah kita sekarang ini, terutama dalam kasus memberantas korupsi. Berbagai pihak telah menyerukan dukungannya untuk memberantas korupsi yang kian dahsyat di negeri ini. Namun usaha Pemerintah yang lembek dan tebang pilih dalam menuntaskan kasus korupsi justru akan merusak dan menghancurkan upaya memberantas korupsi yang jelas-jelas membahayakan masa depan bangsa kita.
Di Indonesia, koruptor telah membuat bangsa ini terbelenggu yang membuat republik ini rapuh, layu dan kehilangan roh kejujuran. Pemerintah selalu merasa cukup dan puas ketika melihat usahanya berhasil untuk melumpuhkan para koruptor. Tetapi tidak pernah menuntaskan perkaranya.
Korupsi bukan hanya penyakit bangsa biasa. Di Indonesia, korupsi sama seperti penyakit kanker ganas yang menggerogoti bangsa ini menuju kehancuran. Jadi, sangat ironis, di tengah upaya menjadikan bangsa ini bersih dari koruptor, nyatanya para koruptor lebih leluasa dalam melakukan kegiatannya. Belum lagi didukung oleh para penegak hukum yang seharusnya menegakkan hukum, malah membela mereka yang melakukan tindakan korupsi.
Para koruptor yang telah menyelewengkan dan menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi dan kelompoknya dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesejahteraan bersama. Tak hanya itu, mereka mendapatkan perlindungan, mendapatkan fasilitas penuh didalam penjara. Tidak heran jika praktik korupsi semakin merajalela. Rakyat semakin menderita karena perbuatan mereka, negara juga mendapatkan imbasnya. Misalnya lesunya perekonomian, timbulnya ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah terutama dalam bidang hukum dan ekonomi, serta kemiskinan yang terus meningkat.
Sayangnya, lembaga negara yang mestinya menegakkan peraturan dengan menghukum koruptor seberat-beratnya karena sudah menghancurkan kehidupan bangsa justru bersikap lunak, lembek, bahkan seakan memberikan ruang gerak yang baik bagi pelaku tindak pidana korupsi untuk melakukan aktifitasnya. KPK merupakan salah satu usaha pemerintah dalam memberantas korupsi namun dalam pelaksanaannya terlihat sebagai kapal retak kian terhantam gelombang badai yang membuat lembaga ini tak berdaya. Kita pun jadi ragu, bersungguh-sungguhkah negara ini membangun komitmen memberantas korupsi di tengah proses perjuangan menangani kasus-kasus korupsi di negeri ini? Dan adakah usaha yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi hal ini? Jika seperti itu, sudahkan pemerintah memenuhi janjinya untuk memberantas korupsi? Dan sampai kapan janji itu akan ditepati? 


Senin, 02 April 2012

Tiga Kata Ajaib



Efesus 4:29
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 2; Matius 2; 1 Raja-Raja 17-18

Seorang dosen beragama Kristen di kampus saya pernah memberikan wejangan kepada kami, para mahasiswanya, sebelum memberikan mata kuliah. Beliau mengatakan, bahwa ada tiga kata ajaib yang harus diingat oleh setiap kami sebagai bagian dari kelompok masyarakat, yakni tolong, maaf, dan terima kasih. Menurutnya, meskipun pendek, ketiga kata itu sangatlah bermanfaat saat kami menjalin relasi dengan orang lain.

Salah satu nasihat yang diberikan oleh Paulus untuk jemaat di Efesus adalah agar mereka memerhatikan dengan seksama perkataan yang mereka ucapkan. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia” (Efesus 4:29).

Membiasakan diri untuk mengucapkan kata ‘tolong’, ‘maaf’, dan ‘terima kasih’ merupakan bagian dari perkataan baik yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus. Selain dapat membangun diri setiap orang yang mendengarnya, kata-kata tersebut dengan ajaib dapat menambah jumlah sahabat, mempererat hubungan dalam keluarga, meningkatkan rasa hormat, bahkan dapat menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Maukah Anda mengalami keajaiban dari perkataan baik yang Anda ucapkan? Jika iya, mulailah hari ini memakai tiga kata tersebut ketika Anda bertemu dengan orang-orang di sekitar Anda. Lihatlah ketika Anda melakukannya, keajaiban demi keajaiban akan Anda alami. Percayalah !

Hidup Anda adalah buah dari perkataan Anda

Kamis, 29 Maret 2012

Renungan Hari Ini

Empat Ekor Binatang

Dalam sebuah kapal ada 4 ekor hewan yang menemani seorang nahkoda. Hewan itu ialah ayam, gajah, harimau dan tikus. Suatu hari keempat hewan itu berkumpul dan menceritakan kehebatan masing-masing.

Kata Ayam, "Aku selalu memberi telur kepada nahkoda kita. Berkat aku, dia dapat makan enak dan bergizi."

Gajahpun tak mau kalah, "Aku kuat, aku selalu membantu nahkoda kita untuk mengangkat barang-barang berat."

Harimau menimbrung, "Kalau aku terkenal sakti dan selalu dapat memenangkan setiap pertempuran, aku selalu melindungi nahkoda kita dari serangan bajak laut dan orang-orang jahat".

Hanya tikus yang terdiam. Ketiga hewan lainnya memandang dia katanya : "Tikus apa fungsimu di sini, hanya engkau yang tak mempunyai fungsi di sini.hahahaha". Mereka mengejek tikus itu.

Suatu hari kapal itu terantuk pada tonjolan karang dan bocor. Keempat hewan itu dan nahkodanya panik. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka lakukan karena lokasi kebocoran berada di tempat tersembunyi sehingga tidk bisa ditemukan. Tikus berpikir sejenak kemudian berkata, "Teman-teman mungkin inilah saatnya aku dapat berguna bagi kalian."

Lalu tikus itu mulai bergerak. Dengan tubuh mungil dan lonjong itu dia begitu mudah masuk ke sela-sela kayu untuk menemukan sumber kebocoran itu. Akhirnya kapal itu dapat diselamatkan.

Nahkoda itu berkata : "Untung ada kamu tikus, kalau tidak kita bisa celaka". Ketiga temannya pun tertunduk malu karena mereka telah mengejek tikus itu.

Demikianlah TUHAN memberikan kepada kita semua talenta masing masing. Tidak ada orang bodoh yang ada hanya orang yang tidak sadar akan bakat yang diberikan TUHAN kepada kita. Janganlah mengejek dan saling merendahkan tetapi hendaklah saling melengkapi untuk hidup yang lebih baik.
source: http://www.pondokrenungan.com by Thomas (KMK St Petrus Sby - setiawan_cf@yahoo.com)

Cerita yang Pertama